1.Jika menggunakan teori jarak antar planet NASA, maka gerhana gak bisa diprediksi
Ini bagian dimana saya mumet. Menurut Flatter, Matahari dan bulan ukuranya lebih kecil dari bumi. Jaraknya pun sangat dekat dengan Bumi, tidak sampai ratusan juga kilometer sebagaimana Klaim NASA. Flatter mendasarkan teorinya ini pada perhitungan “Siklus Saros” yaitu teori astronomi yang dibuat bangsa Babilonia.
Siklus Saros dibuat berdasarkan perhitungan Matahari dan Bulan mengelilingi Bumi, dalam siklus ini Gerhana pasti terjadi setiap 18 tahun 11 hari dan 8 jam. Ukuran Matahari dan Bulan sama, diameter 51km dan jaraknya hanya 4000KM dari permukaan bumi. Bulan dan Matahari saling berkejaran di atas bumi, bagai Rama dan Shinta … ehehehe
![:mrgreen:](https://i2.wp.com/roda2blog.com/wp-includes/images/smilies/mrgreen.png)
Soal bagaimana gerhana terjadi di bumi datar menurut kaum Flatters akan saya bikinkan artikel khususnya nanti yaa …
Kali ini kita bahas bahwa gak mungkin akan terjadi gerhana jika bumi bulat dan menggunakan ukuran jarak antar planet milik NASA.
![peta bumi datar](https://i1.wp.com/roda2blog.com/wp-content/uploads/2016/07/peta-bumi-datar.jpg?resize=622%2C421)
Menurut Flatter, Ilmuwan NASA tidak bodoh sehingga tidak bisa menghitung Gerhana dan Matahari jika menggunakan asumsi bumi bulat dan jarak yang mereka miliki. Tapi mereka tahu bahwa asumsi teorinya sudah salah makanya menggunakan Siklus Saros saja biar mudah.